Dongeng Sebelum Tidur Si Kumbang dan Bintang yang Hilang
Dongeng Si Kumbang dan Bintang yang Hilang - Di sebuah hutan yang jauh dari hiruk-pikuk kota, hiduplah seekor kumbang kecil bernama Luma.
Luma berbeda dari kumbang lainnya. Sayapnya memancarkan cahaya lembut saat malam tiba mirip bintang kecil yang bisa terbang.
Tapi bukannya dikagumi, cahaya itu membuat Luma dijauhi. Kumbang-kumbang lain takut cahaya Luma akan menarik burung pemangsa.
Setiap malam, Luma terbang sendiri, menikmati keindahan langit. Ia paling menyukai satu bintang yang paling terang, yang bersinar di tengah langit.
Bintang itu bernama Orala. Luma merasa seolah Orala adalah satu-satunya yang menemaninya setiap malam.
Namun, pada suatu malam yang aneh, Orala tak muncul. Langit terlihat kosong. Tak ada cahaya dari langit malam.
Tanpa bintang, hutan menjadi lebih gelap dari biasanya. Bunga-bunga malam enggan mekar, kunang-kunang bingung arah, dan burung hantu terdiam, tak bisa terbang.
“Ke mana Orala pergi?” gumam Luma khawatir.
Tak ada yang tahu jawabannya. Tapi Luma tidak ingin hanya diam. Meski kecil, ia ingin mencari tahu. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, ia mengepakkan sayap bercahaya dan terbang tinggi, menembus kabut dan awan, lebih tinggi dari yang pernah ia coba.
Di ujung langit, ia bertemu seekor burung api tua bernama Ashar, penjaga langit malam.
“Orala bersembunyi,” kata Ashar. “Ia merasa sedih. Manusia di bumi terlalu sibuk dengan lampu-lampu kota. Mereka melupakan cahaya bintang. Malam tak lagi dihargai, dan Orala merasa tak berguna.”
Luma terdiam. Tapi ia tak menyerah.
Ia berkata dengan lembut, “Tapi di tempatku, malam adalah segalanya. Kami masih menunggu sinarmu, Orala. Tanpa cahayamu, bunga tak mekar, serangga tersesat, dan aku... aku merasa benar-benar sendiri.”
Kata-kata Luma menyentuh hati Orala yang mendengarkan dari balik awan. Perlahan, cahaya hangat muncul kembali di langit. Orala kembali, bersinar lebih lembut, seolah tersenyum pada sang kumbang kecil yang tak menyerah.
Hutan kembali hidup. Bunga malam bermekaran, kunang - kunang terbang menari, dan burung hantu bernyanyi lagi. Kumbang-kumbang lain kini melihat Luma dengan mata berbeda.
“Cahayamu telah memanggil kembali bintang,” kata mereka. “Kau bukan pembawa bahaya, Luma. Kau penjaga malam.”
Sejak saat itu, Luma tidak pernah sendiri lagi. Ia menjadi simbol harapan di malam hari kumbang kecil yang dengan cahaya hatinya, mampu mengembalikan sinar langit yang hilang.
Tags : B. Indonesia Dongeng